yang saya punya

Saturday, 20 August 2016

Jejak-Jejak Mas Gading EA yang Mengangkasa



Sabtu, 20 Agustus 2016, Di awali dengan pagi yang cerah yang penuh semangat, Agenda hari ini telah menyambut ketika saya baru bangun tidur. Tak peduli rasa penat, lelah, dan capek yang berasal dari kompetisi yang telah berakhir kemarin. Saya haruslah tetap mengisi kembali gentong semangat saya yang telah terkuras habis. Namun itu hal yang mudah, dikarenakan agenda hari ini adalah agenda yang memberikan pelajaran yang telah aku nantikan selama ini. hal itu adalah tips menulis dan cara menulis yang baik di kegiatan “Jumpa pengarang dan Workshop menulis”.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Arofah, STKIP Al Hikmah Surabaya dengan pembicara yaitu mas Gading Ekapuja Aurizki yang bisa dipanggil mas Gading EA. Beliau lulusan S1 keperawatan di Universitas Airlangga pada tahun 2013. Beliau teman dari ustadzah Rizka selaku pustakawan di STKIP Al Hikmah.
Mas Gading EA mempunyai banyak karya dalam bidang Jurnalistik. Walaupun beliau mengambil kuliah di bidang keperawatan sekaligus, beliau tetap berkarya dengan tulisan-tulisan yang tak bisa dianggap remeh. Karya beliau sudah banyak termuat di majalah dan surat kabar, seperti Warta Unair, harian Duta masyarakat, Tribunnews Surabaya,  dan hingga di Media Indonesia, . Hal ini tak didapatkan dengan hanya cara yang instan dan mudah. Beliau juga berusaha dan belajar agar mendapatkan semua itu.
Beliau memulai menulis dengan menulis status-status di facebook. Namun bukan hanya menulis status yang alay-alay saja, melainkan menulis status humor namun tetap mempunyai bobot hingga menulis hal-hal yang berguna bagi banyak orang. Dari situlah, beliau mulai menyukai hal yang berbau jurnalistik.
Dari jurnalistik inilah beliau bisa merasakan keluar negeri. Beliau sangat banyak mempunyai pengalaman di luar negeri. Beliau pernah berkunjung ke Jepang, Belanda dan mungkin masih banyak lagi. Beliau membagikan pengalamannya kepada kami para audien. Dari hal yang lucu hingga hal mengesankan. Semua pengalaman itu membuat saya ingin bisa seperti beliau.
Beliau berbagi saat di Belanda. Beliau bercerita tentang kehidupan beliau disana dan hal-hal yang mengesankan disana. Beliau sangatlah senang dan bangga bisa kesana.
Suatu hari beliau ingin menjalankan sholat Dhuhur kemudian beliau bertanya kepada pemandu. Kurang lebihnya seperti dibahwah ini (dalam bahasa Indonesia):
“Apakah saya bisa sholat Dhuhur?” tanya mas Gading EA.
“Bisa, mari saya carikan tempatnya” ujar pemandu.
Setelah mencari tempat pemandu mengajak di suatu tempat.
“Silahkan!!! anda bisa sholat disini.” Ujar pemandu.
“Inikan Gereja” batin mas Gading EA.
Kemudian mas Gading diantar di suatu kamar, kamar itu adalah kamar renungan. Kamar renungang adalah kamar yang di siapkan gereja untuk menempatkan orang-orang yang akan meninggal dalam waktu 2-3 bulan mendatang. Kejadian ini adalah salah satu kenangan yang mengesankan bagi mas Gading EA di Belanda.
Ada lagi hal yang membuat mas Gading EA terkesan disana. Saat mas Gading EA mengunjungi tekstil museum . Jika kita mendengar museum kita akan berfikir bahwa museum itu adalah tempat barang-barang yang antik dan kuno. Namun ketika mas Gading EA di tekstil museum tersebut, mas Gading EA tak melihat barang antik atau barang kuno, melainkan barang yang masih tergolong baru, ya mesin pencetak benang baru hingga mesin pencetak kain baru. Dan ada lagi yang mengesankan bahwa disana sangatlah banyak sekali buku yang menjelaskan tekstil-tekstil batik di Indonesia. dan lebih mengesankan lagi adalah buku-buku tersebut ditulis oleh orang Belanda sendiri. Hebat bukan.
Cerita dan pengalaman mas Gading EA ini memberikan semangat baru lagi kepada saya yang dulu hingga sekarang menyukai menulis. Walaupun saya belum mempunyai karya-karya yang hebat seperti beliau, saya ingin mencoba kembali berkarya dan menyulut kembali semangat saya di bidang jurnalistik. Semoga dengan mengikuti acara ini saya mendapatkan pelajaran yang bermanfaat dan tertular nasib beliau. Amiin.

No comments:

Post a Comment